Powered By Blogger

Selasa, 22 Mei 2012

Anak Kampung...

Memang aku ini anak orang miskin
Tiada apa-apa yang dapat ku berikan
Engkau memang cantik memang tidak padan
Dan tidak sepadan

Aku anak kampung tiada pelajaran
Kuli-kuli sahaja memang tidak padan
Cantik bha kau itu banyak yang tergoda
Lagi orang kaya

Tiada keretaku bawa kau jualan-jalan
Rumahku pun tiada ada pun bapa punya
Apa lagi belanja mahu bayar berian
Kahwin sama kamu

Bukannya ku tidak suka sama kamu
Tapi aku takut hidup kau kan sengsara
Kerana aku cinta
Aku lepaskan kau sama 
Orang lain

Engkau masih muda cantik lagi menawan
Janganlah kau cari lelaki macam saya
Engkau memang cantik
Nanti kau menyesal tiada guna

Doa Dalam Lagu...

Ya cinta Ya rindu Ya nyawa
Ya kalbu ya jiwa ya ratu hatiku kau

Sambutlah
Aku

Ku rayu
Rayu tiada yang lain
Teman hendak ku mengadu
Tiada tempat hendak ku beradu

Hamparanmu hadapanmu
Pangkuanmu juga ku impikan selalu
Pujukanmu belaianmu
Sentuhanmu juga ku harapkan selalu
Dengar doaku satu

Yang satu
Dengar doa dalam satu


Isnin, 7 Mei 2012

Sekuntum Mawar Merah

Sekuntum mawar merah sebuah puisi
Untuk gadis pilihan oh...di bulan Februari
Mulanya cinta bersemi dan kehadiran
Ribuan mimpi-mimpi menusuk di hati
Haruskah ku ulangi

Kemesraanmu dan cintaku
Berlagu dalam irama nan syahdu
Tapi mengapa hanya sementara
Api yang menyala terpadam tiba-tiba

Terkenang kembali lagu cinta irama
Kisah mawar merah berduri
Menusuk di hati
Haruskah ku ulangi

Apakah dosaku dan apakah salahku
Sering gagal dalam bercinta
Mengapa cinta hanya sementara
Cinta yang menyala padam tiba-tiba

Istana Menanti

Langkah ini
Terasa terhenti-henti
Depan kelabu
Pedih memilu
Masa bukan lagi temanku

Masih jua
Aku mengharap cahaya
Biarpun terus
Meredah belukar
Pecahan kaca

Menusuk tubuh berdarah
Sakitnya tiada terkira

Istana menanti
Bertakhta hati
Berseri
Istana menanti
Tempat kita
Pasti

Getar jari-jemari
Bertaut pada harapan ini
Aku membilang hari
Apa akan datang hari
Ku nanti
Istana menanti
Pasti

Nur Nilam Sari

Pinjamkan sinarmu Nur Nilam Sari
Buatku merempuh malam
Kabus berlabuh bagaikan awan
Mengaburi penglihatan
Menyekat maksud di sempadan
Redup yang ku pasangkan angan

Sekadar berhasrat
Berlindung dalam lena
Pejamkan mata untuk
Ku lupakan sengsara
Berapi kerdipan
Melaraskan jiwa
Menyusuk ke arah asalku

Senyumanmu satu azimat
Buat diriku yang hina
Manusia terpinggir hidup melara
Tak pernah kenal erti bahagia
Namun ku masih bahagia
Bagiku rahmat semuanya
Oh mungkin kalau nasib ku berbeza
Aku tak mampu
Menilaikan dikau

Aku berani 
Berani aku
Katakan dirimu itu
Dewi kayangan

Ahad, 6 Mei 2012

Rapuh

Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka
Tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan

Seribu mimpi berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Ku persembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidupku

Meski ku dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah padaMu

Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintaiMu
Dalam dada ku harap hanya 
Dirimu yang bertakhta

Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir padaMu

Tentang Rasa

Aku tersesat
Menuju hatimu
Beri aku jalan yang indah
Izinkan ku lepaskan penatku
Tuk sejenak lelap di bahumu

Dapatkah selamanya kita bersama
Menyatukan perasaan kau dan aku
Semoga cinta kita kekal dan abadi
Sesampainya akhir nanti selamanya

Tentang cinta yang datang perlahan
Membuatku takut kehilangan
Ku titipkan cahaya terang
Tak padam di dera goda dan masa

Sudah Cukup Sudah

Inikah caramu membalas cintaku
Kau nodai cinta yang ku beri
Inikah caramu membalas sayangku
Kau lukai sayangku untukmu

Teganya kau menari di atas tangisanku
Kau permainkan ku sesuka hatimu

Sudah cukup cukup sudah
Cukup sampai disini saja
Daripada hati gelisah
Cintaku kau balas dengan dusta

Sudah cukup cukup sudah
Cukup sampai disini saja
Daripada batin terseksa
Lebih baik ku pergi saja

Telah berulangkali ku coba megalah
Ternyata sabarku tak bererti untukmu