Powered By Blogger

Khamis, 27 Disember 2012

Broken Heart

Diriku broken heart
You make me broken heart
Kau sakiti aku
Kau tinggalkan aku

Cintamu terlanjur meninggalkan aku
Cintamu terlanjur khianati aku
Rasamu terlanjur sakiti hatiku
Merosak batinku menusuk jantungku

Kau
Ku kan mengingatmu for all the time
If end tonight
I can remember you for all my life

Kau
Ku kan mengenangmu for all the time
If end tonight
I can remember you for all my time
If end tonight

My life
You take away my life
You make me broken heart
You take my life away

Perasaan cintaku yang tak pernah bisa
Meninggalkan diri dalam hati duhai amor


My Love

Ku teringat kini akan cintamu
Yang selalu tulus untukku kasih
Beratnya hatiku kehilanganmu
Luluh lantahkan hatiku ditinggalkan kamu
Selamat jalan duhai engkau kekasihku

Kemanakah kini akan ku cari
Tiada lagi canda tawamu kasih
Sepinya hatiku hanya bisa ku
Menitiskan air mata doaku untukmu
Selamat jalan duhai engkau kekasihku

Lelap lelapkan tidurmu
Engkau pergi dan tak mungkin kembali
Maaf aku yang tak pernah bisa
Mampu untuk bahagiakan dirimu

Isnin, 24 Disember 2012

Ratu Di Hatiku

Pernah aku mencintai wanita
Tapi tak seperti saat ku mencintaimu
Pernah aku merindukan wanita
Tapi tak seperti saat ku merindukanmu

Kamulah ratu di dalam hatiku
Ku cinta kamu sampai mati
Takkan pernah ada wanita yang bisa
Menggantikan kamu di hatiku
Menjadi ratu di hatiku

Pernah aku menikmati wanita
Tapi tak seperti saat ku menikmatimu
Pernah aku menangisi wanita 
Tapi tak seperti saat ku menangisimu

Kamulah ratu di hatiku
Ku cinta kamu sampai mati
Takkan pernah ada wanita yang bisa
Menggantikan kamu di hatiku
Menjadi ratu dihatiku

Dia Atau Diriku

Sungguh tak mungkin dalam kisah ini kita akan bersatu
Bila tak pernah ada perasaan cinta seutuhnya
Kini akhirnya kau harus memilih dia atau diriku
Yang pantas mendapatmu, pantas menjadi kekasihmu

Sampai kapankah kita akan bersama
Bila tak pernah ada perasaan cinta antara kita
Perasaan saling menyayangi

Sampai kapankah kita akan bersama
Bila kau hanya bisa mencintaiku separuh hatimu
Separuh kau mencintainya

Sungguh tak mungkin, sungguh tak bisa
Kita kan bersama selagi kau masih membagi cinta

Alif Ba Ta Duniaku

Pabila ku rindu
Hiaskan diriku
Ku melawan cintaku

Pabila ku jemu
Pejamkan mataku
Ku masuk ke alam khayalku

Alif,ba,ta duniaku
Siapa yang tahu
Apakah di dadaku ini

Ku, Ku ,I ,I ,I
Hanya ku seorang
Yang tahu pergolakan 
Mindaku

Kau, Kau,You,You,You
Tak mungkin boleh tahu
Selagi ku tak cerita

Hentikanlah
Marah, marah
Dunia 
Takkan berubah
Dengan amok
Dan amarahmu itu
Sedarlah 
Kawanku

Aa, Aa, ih, ih, uu, uu
Tak depan, atas, bawah
Tiga cara saja
Membacanya

Oh...Oh
Jangan ternganga
Uh...Uh
Sedihnya
Kalau kau masih
Belum belajar (3x)
Kawanku

Cintaku
Cintamu
Cinta
Cinta kita sama
Hidup ini
Akan mudah
Kalau mimpi
Kita sama

Suci Dalam Debu

Engkau bagai air yang jernih
Di dalam bekas yang berdebu
Zahirnya kotoran itu terlihat
Kesucian terlindung jua

Cinta bukan hanya di mata
Cinta hadir di dalam jiwa
Biarlah salah di mata mereka
Biar perbezaan terlihat antara kita

Kuharapkan kau terima
Walau di pandang hina
Namun hakikat cinta kita
Kita yang rasa

Suatu hari nanti
Pastikan bercahaya
Pintu akan terbuka
Kita langkah bersama

Di situ kita lihat
Bersinarlah hakikat
Debu jadi permata
Hina jadi mulia

Bukan khayalan yang aku berikan
Tapi keyakinan yang nyata
Kerana cinta lautan berapi
Pasti akan ku renang jua

Hakikat Sebuah Cinta

Aku adalah insan yang tak punya
Cuma rasa cinta membara
Lalu tercipta rinduku padanya
Kerana cinta bahagia

Pujangga menyatakan oh cinta berharga
Dari emas dan permata
Lalu ku bawa cinta di persada jiwa
Sinar menyuluh gelita

Sewaktu debar cintamu terasa melanda
Bangkit rinduku padamu di ketika itu
Lalu tersentak diriku sedari lamunan
Kini sebenarnya aku telah kau tinggalkan

Aku adalah insan yang tak punya
Kilauan emas permata
Lalu kucuba menaburi cinta
Bagimu tiada nilainya
Tiada harta dan cinta

Ahad, 18 November 2012

Insan

Kita adalah insan
Menumpang atas dunia
Aku dengan caraku
Yang sederhana

Kita adalah hamba
Berbakti pada Yang Esa
Aku mencari sinar
Keredhaannya

Kita sama sahaja
Bezanya cuma amalan kita
Engkau dan juga aku
Saling perlukan

Oh cinta yang murni
Sebagai ikatan
Yang kukuh di hati
Demi masa depan
Jangan di hancurkan
Hidup yang indah ini
Akibatnya merana

Jangan hancurkan
Hidup yang indah
Kita adalah hamba Yang Esa

Sabtu, 6 Oktober 2012

Sembah Sujud

Menatapi sisa hidupku
Merenungi sisa umurku
Menghadapi siksa kuburku sendiri

Ku coba mengangkat kedua tanganku ini
Ku coba meminta ampun dariMu
Allahu Ya Rabbi

Ku manusia yang berdosa kepadaMu Ya Allah
Mohon ampun ku bersujud kepadaMu
MencintaiMu yang terindah dalam hidupku seutuhnya
Hanya untukMu
Ku berikan kepadaMu

Selasa, 11 September 2012

Asmara...

Bila tak ada lagi cintamu yang indah untukku
Harusnya kau tahu betapa hidupku sepi tak sempurna
Bila tak ada lagi sayangmu yang tulus untukku
Harusnya kau tahu betapa hidupku sakit dan ku terluka

Hingga aku terjatuh tersiksa batinku
Sudah tak sempurna
Rusaklah harapanku terlalu kau pergi
Kini terbang jauh hilang

Asmara ini telah menyakitkanku
Cinta menusuk jantungku dan merusak hidupku
Asmara kurangnya apa ku padamu
Sampai kau tak kenal aku hingga ku terluka

Selasa, 14 Ogos 2012

Terlalu Indah.....

Tiada lagi rasa paling indah
Selain mencintaimu
Tak ada lagi yang bisa ku harapkan
Selain menyayangimu

Oh sungguh terlalu indah
Rusaknya kenangan indah
Semua telah berubah
Kita harus berpisah

Semua terlalu indah
Kenanganmu dan cintaku
Harus rela berpisah
Meski harus terluka

Sabtu, 4 Ogos 2012

Imam Muda Musim 3

Imam Muda Jabar Di Ambang Final Imam Muda 3
Imam Muda Jabar Peserta Rancangan Keagamaan Imam Muda siri 3 yang juga merupakan Penolong Pensyarah Fakulti Syariah Islamiyyah dan bekas pelajar Kolej Islam Darul Ridzuan (KISDAR) berjaya membuktikan kewibawaan beliau apabila terpilih melangkah ke pentas final Imam Muda siri 3. Beliau diantara 3 peserta bertuah berjaya mengharungi  cabaran dan rintangan selama lebih 3 bulan.
Kita sebagai warga KISDAR yang prihatin, sama-sama mendoakan kejayaan beliau untuk menjuarai tempat pertama dalam Imam Muda siri 3 yang akan ditayangkan pada hari Jumaat, 3 Ogos 2012 jam 9 malam di Astro Oasis saluran 106.
Sepintas lalu, majlis sambutan menyambut kedatangan Imam Muda Jabar ke Kolej Islam bersama warga KISDAR pada 20 Julai 2012 (seminggu sebelum nama-nama finalis diumumkan).
 


Imam Muda Jabbar


Ini adalah Imam Muda Jabbar
Juara Imam Muda 3
Beliau merupakan pensyarah di Kolej Universiti Islam Sultan Azlan Shah
beliau mengajar subjek Fiqh Muamalat
di Fakulti Syariah Islamiah

Beliau mengajar di Kolej Universiti Islam Sultan Azlan Shah hampir 4 tahun
bermula pada penghujung
tahun 2008 hinggalah sekarang



Pengalaman....






Aku rasa berbangga menjadi warga Kolej Universiti Islam Sultan Azlan Shah
kerana
salah seorang daripada pensyarah Kolej Universiti Islam Sultan Azlan Shah
telah menjuarai rancangan Imam Muda 3 pada hari jumaat
tanggal 3 Ogos...
Iaitu Imam Muda Jabbar....
satu Kolej berbangga dengan kemenangan Imam Muda Jabbar
hasil berkat doa warga Kuisas...
hasil doa di bulan yg mulia lagi di berkati iaitu di bulan Ramadan

kami berbangga dengan kemenangan IM Jabbar....
sekian di sini

Jumaat, 3 Ogos 2012

Hambamu...

Ke arah satu perjalanan
Dalam sebuah kehidupan
Demi untuk mengecapi
Hasrat murni di dalam hati

Usaha dengan doa
Masanya akan tiba
Dengan restu Illahi
Kelak pasti akan di temui

Suluhkan cahaya di hati terang (Allah)
Tunjukkan jalan seandainya hilang (Allah)
Tegakkan perjalanan yang bakal di tempuh
Tegakkan semangat bila runtuh
Setibanya di sisiMu ku berserah
Terimalahku hambaMu Allah
HambaMu Allah

Sekiranya takdir menguji
Cekalkanlah hasrat di hati
Semoga kesusahan bisa
Mengajar erti terus asa

Usaha dengan doa
Masanya akan tiba
Dengan restu Illahi
Kelak pasti akan di temui

Rabu, 1 Ogos 2012

Ku Pinang Kau Dengan Bismillah

Tuhan memberikanku cinta
Untuk ku mempersembahkan hanyalah padamu
Dia anugerahkanku kasih
Hanya untukmberkasih berbagi denganmu

Atas restu Allah ku ingin milikimu
Ku berharap kau menjadi yang terakhir untukku
Restu Allah ku mencintai dirimu
Ku pinang kau dengan Bismillah

Hampa terasa bila ku tanpamu
Hidupku terasa mati jika ku tak bersamamu
Hanya dirimu satu yang ku inginkan
Ku bersumpah sampai mati hanyalah dirimu (hanyalah dirimu)

Atas restu Allah ku ingin milikimu
Ku berharap kau menjadi yang terakhir untukku
Restu Allah ku mencintai dirimu
Ku pinang kau dengan Bismillah


Rabu, 25 Julai 2012

Sama Sama Suka.....

Aku melihat kau ada dalam diriku
Dan ku merasa kau takkan jauh
Yang aku tahu cinta mudah datang dan pergi

Yang aku mau dekat denganmu
Walau kini kau dan aku
Sudah sama-sama ada yang memiliki
Tapi tak ada yang bisa merubah
Karena saling suka

Kau ada yang memiliki
Aku ada yang memiliki
Namun kita saling menyayangi
Hanya sebatas suka

Aku memang seorang lelaki
Yang pantas tuk dicintai
Mungkin hanya engkau wanita

Seandainya

Engkau yang pernah mengisi cerita hidupku
Engkau yang pernah memberikan aku cintamu
Mengapa kini kau pergi tinggalkan diriku
Setelah engkau luluhkan hatiku untukmu

Aku menyayangmu
Dan aku mencintaimu
Kekasihku

Seandainya bila waktu dapat berubah
Aku ingin ulang kisah yang pernah ada
Dan biarkan cinta basuh luka yang tersisa
Agar aku tak lupa dari rasaku yang fana

Tapi kini semua telah sinar
Bersama bayangmu cintamu dalam hidupku
Oooo

Engkau yang dulu selalu ada di sisiku
Engkau yang selalu bisikku "aku cintamu"
Mengapa kini kau pergi tinggalkan diriku
Setelah engkau luluhkan hatiku untukmu

Maaf...

Bila aku salah tolong maafkanlah
Ku tak ingin membuat kau menangis
Aku tahu kau marah
Aku tahu kau luka
Tapi jangan paksa tuk berpisah

Aku ingin selalu bersamamu
Walau senang walau kita susah

Mungkin aku salah di matamu
Mungkin aku lemah di matamu
Tapi tak pernah terfikir
Kau pergi tinggalkan aku

Bila aku salah di matamu
Bila aku lemah di matamu
Ku hanya bisa memohon
Maaf atas salahku

Aku tahu kau marah
Aku tahu kau luka
Tapi jangan paksa tuk berpisah

Isnin, 23 Julai 2012

Suatu Perjalanan

di sini aku ingin menceritakan suatu perjalanan....
yang bagi aku kadang-kadang gembira.....dan kadang-kadang sedih
di mana perjalanan yg aku ingin ceritakan ini mmg jarang2 berlaku pd orang lain
perjalanan yg bagaimana aku ingin ceritakan ini
suatu perjalanan yg cukup menarik dan perit
tetapi lebih menarik byk dan perit itu sedikit sahaja

cerita menarik yang ini aku sampaikan di sini ialah.....
di mana aku rasa seperti berada di majlis reunion idrisiah dan al-furqan....
kerana ramai di kalangan member-member aku ini...
ada ex madid n ex al furqan....
sememangnya aku berasa seperti majlis reunion...
kumpul ramai-ramai sambil membincangkan tentang kenangan yg lalu....
ini sememangnya mengingatkan kembali aku kepada zaman aku 
di sekolah rendah n menengah....
ini sungguh menarik sekali.....

Perkara kedua yg menarik bg aku ialah....
aku berada di kolej ini....sepertinya aku berasa mcm aku ini berada di kedah
kerana ramai member-member aku ini asal dri Kedah Darul Aman....
ada juga yg dtg dr Pulau Pinang dan Perlis....
tetapi tidak ssh bg aku untuk bercakap dalam bahasa utara....
tetapi ada kebanyakan orang Perak tdk faham sesetengah loghat utara....
melainkan orang Perak yg asal Taiping dan ke atas....
itu sememangnya faham akan loghat utara....
dan ramai lagi di kalangan rakan-rakanku ini yg berasal dr Sabah bah....
ada juga dr Johor Darul Takzim.....
dan aku juga mempunyai yg sememangnya berasal dr luar negara.....
sepertinya dr Thailand...Kemboja...Vietnam
Bangladesh...Singpura...dan lain-lain
tetapi kawan-kawan yg berasal dr Kemboja ini....
mereka memahami bahasa Melayu kerana sebelum ini mereka pernah bersekolah di Kedah...
kerana itulah mereka boleh bertuturdalam bahasa Melayu dgn baik 
walaupun ada sesetengah perkataan mereka tidak tahu....

Bagi perkara yg perit bg diriku ialah....
di mana semasa kemasukan aku ke kolej sehari sebelum segenapnya kematian ibuku...
maka cukup setahun kematian ibuku pd tanggal 12-6-2012 yg lalu
itu bg aku cukup perit sekali.....
blh katakan satu hari tu aku asyik mengingati arwah ibuku sahaja...
tetapi tiap2 mlm aku mengingati ibuku...
itulah perkara yg paling perit dlm hidupku

Selasa, 19 Jun 2012

Isra’ Mikraj, Baitul Maqdis dan Perjuangan Islam


Tahun Kesedihan
Peristiwa Isra’ Mikraj ini berlaku pada tahun ke-10 kenabian. Tahun tersebut dikenali sebagai tahun kesedihan ekoran kewafatan bapa saudara Nabi SAW iaitu Abu Talib dan juga kewafataan isteri baginda SAW yang kedua-duanya banyak memberikan bantuan serta pertolongan kepada Nabi SAW dalam menyebarkan dakwah Islam dan memperjuangkan Islam.
Tidak hanya dengan kesedihan kewafatan 2 tonggak besar dalam perjuangan baginda SAW, sebelum berlakunya peristiwa Isra’ Mikraj, Nabi SAW disakiti apabila baginda SAW pergi ke Thaif untuk menyebarkan Islam dan dalam usaha mencari markaz baru di luar Mekah. Namun kedatangan baginda SAW ke Thaif disambut dengan batu yang dilontarkan oleh penduduk Thaif.
Ekoran cabaran yang begitu hebat diterima, satu demi satu cabaran yang menimpa baginda SAW ditambah lagi dengan halangan yang diterima di Thaif, maka ketika perjalana pulang dari Thaif, Nabi SAW mengadu kepada Allah SWT dengan satu doa yang begitu pilu :
“Ya Allah kepada-Mu jua aku mengadukan kelemahanku, kekuarangan penilaianku, dan kehinaanku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih, Engkau-lah tuhan (tempat pergantungan) bagi orang yang lemah, Engkau tuhanku, kepada siapa hendak Engkau serahkan akan diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam denganku atau adakah musuh yang akan menguasai urusanku? Aku tidak kisah asalkan Engkau tidak murka kepadaku, sebab sungguh teramat luas pengampunan-Mu kepadaku. Aku berlindung dengan cahaya-Mu yang menyinari segala kegelapan dan yang kerananya urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menurunkan kemarahan-Mu kepadaku atau murka kepadaku. Engkau-lah yang berhak menegurku sehingga Engkau redha. Tidak ada daya dan kekuatan selain dengan-Mu.”
Justeru, tahun berlakunya peristiwa Isra’ Mikrak bukan sekadar tahun kesedihan atas kewafatan bapa saudara dan isteri baginda SAW, bahkan ditambah lagi dengan keperitan dalam perjuangan iaitu penolakan kaum Thaif dakwah yang dibawa oleh Nabi SAW, dengan cara menyakiti Nabi SAW.

Peristiwa Isra’ Dan Mikraj
Isra’ Mikraj merupakan mukjizat agung yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi SAW. Peristiwa ini berlaku dalam tempoh satu malam sahaja dan ditemani oleh Jibrail AS. Allah SWT menjalankan Nabi SAW dari tempat tidur baginda SAW iaitu di Mekah sehingga ke Baitul Maqdis dengan menaiki buraq, kemudian bertemu dengan para nabi yang terdahulu dan baginda mengimami solat secara berjemaah. Selepas itu Nabi SAW diangkat ke langit sehingga ke Sidratul Muntaha untuk bertemu dengan Allah SWT.
Peristiwa ini berlaku dalam keadaan sedar dan Nabi SAW dibawa jalan sehingga naik ke Sidratul Muntaha dalam keadaan berjasad dan roh, bukan hanya roh sahaja. Ini merupakan pendapat majoriti ulama berkenaan mukjizat mengenai peristiwa Isra’ Mikraj.[1]
Peristiwa ini disebutkan di dalam Al-Quran pada 2 tempat iaitu :
1- Dalam Surah Al-Isra’ pada ayat yang pertama, firman Allah SWT yang bermaksud :
“Maha suci Allah yang telah menjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa yang Kami berkati di sekelilingnya untuk memperlihatkan keadaanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami.”
2- Dalam Surah An-Najm pada ayat ke-18, firman Allah SWT yang bermaksud :
“Sesungguhnya ia telah melihat sebahagian dari sebesar-besar tanda-tanda (kebesaran dan keagungan) Tuhannya.”
Tanda-tanda yang besar di sini ialah ketika peristiwa Isra’ Mikraj. Nabi SAW telah diperlihatkan mengenai keadaan ahli-ahli syurga dan neraka. Dan Nabi SAW telah bertemu dengan Allah SWT.
Antara seksaan yang perlihatkan kepada baginda SAW yang menimpa ke atas ahli-ahli neraka ialah :
1- Balasan mengumpat. Nabi SAW melihat mereka yang melakukan dosa mengumpat di dalam neraka memakan bangkai-bangkai.[2]
2- Balasan memakan harta anak yatim secara zalim dan batil. Mereka dikenakan seksaan dengan memakan bara-bara api sehinggalah terkeluar semula bara api tersebut dari dubur mereka, dan mereka akan mengulanginya semula, sehinggalah tamat tempoh seksaan mereka atas dosa memakan harta anak yatim secara zalim.[3]
3- Dosa orang yang memakan riba’. Perut mereka dipenuhi dengan ular-ular yang hidup yang keluar masuk dari perut mereka.[4]
Dan juga dosa-dosa lain seperti zina, orang yang tidak mahu menunaikan zakat, orang yang melakukan fitnah dan tidak melaksanakan amanah dengan baik. Selain itu Nabi SAW juga diperlihatkan dengan ganjaran bagi mereka yang berjihad di jalan Allah iaitu baginda SAW melihat sekumpulan manusia yang menanam tanaman kemudian menuai dan mendapatkan hasil pada kemudian hari. Jibrail berkata :
“Mereka itulah orang yang berjihad di jalan Allah, digandakan bagi mereka pahala sebanyak 700 kali ganda.”[5]

Baitul Maqdis Diberkati
Keterikan Isra’ Mikraj dengan Baitul Maqdis menunjukkan bahawa petanda bagi kepentingan Baitul Maqdis ke atas umat Islam. Bahkan dalam Surah Al-Isra’ pada ayat yang pertama Allah SWT menyebut bahawa Baitul Maqdis merupakan tempat yang diberkati oleh Allah SWT. Firman Allah SWT yang bermaksud :
“Maha suci Allah yang telah menjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa yang Kami berkati di sekelilingnya untuk memperlihatkan keadaanya tanda-tanda (kekuasaan dan kebesaran) Kami.”
Bahkan Baitul Maqdis menjadi tempat perhimpunan bagi para nabi di malam hari dan menyaksikan bahawa pengiktirafan ke atas Nabi SAW sebagai penghulu segala nabi dengan menjadi imam solat bagi para nabi. Justeru, ia memang tempat yang diberkati dengan mukjizat Isra’ Mikraj apabila tempat perhentian Nabi SAW sebelum dinaikkan ke langit dan juga tempat perhimpunan para nabi sejak terdahulu.
Justeru, situasi pada hari ini juga menunjukkan bahawa betapa penting dan bernilainya Baitul Maqdis dan Saidina Umar di zaman pemerintahannya menjadi orang yang pertama membebaskan Baitul Maqdis daripada jajahan Rom. Kemudian apabila Baitul Maqdis dijajah kembali oleh pihak Salib, maka Panglima Solahuddin Al-Ayubi menjadi orang yang kedua yang membebaskan Baitul Maqdis. Dan konflik pada hari ini dan tekanan yang diterima oleh rakyat Palestin yang ditindas, siapakah yang akan menjadi panglima dalam membebaskannya untuk kali yang ke-3? Maka inilah antara keberkatan yang diberikan oleh Allah iaitu dengan sentiasa mengalirnya darah syuhada di Palestin dalam jihad membebaskan Baitul Maqdis dari tangan penjajah. Benar sabda Nabi SAW yang bermaksud :
“Akan ada sentiasa satu kelompok daripada umatku yang akan memperjuangkan kebenaran, mereka tidak akan mampu disekat atau dihalang oleh orang yang membenci mereka dan kelompok tadi akan terus berjuang sehinggalah Allah menurunkan urusan-Nya.”[6]
Di dalam satu riawayat yang lain : “Di Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis”[7]
Nilai Baitul Maqdis Terhadap Umat Islam
Dr Yusuf Al-Qardhawi menyenaraikan 5 nilai Baitul Maqdis terhadap umat Islam, iaitu :
1- Kiblat yang pertama sebelum ditukarkan kepada Kaabah menjadi kiblat bagi umat Islam berdasarkan kepada firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah pada ayat ke-150.
2- Tempat berlaku peristiwa Isra’ Mikraj, serta dinyatakan bahawa Allah memberkati Baitul Maqdis dan di sekelilingnya, berdasarkan kepada firman Allah SWT dalam Surah Al-Isra’ pada ayat pertama.
3- Antara 3 masjid yang mempunyai kelebihan yang besar. Nabi SAW menyebutkan di dalam hadis yang bermaksud :
“Janganlah kamu selalu pergi melancong melainkan pada 3 tempat untuk kamu ziarah iaitu Masjidil Haram, Masjid Al-Aqsa dan masjidku ini (Masjid An-Nabawi)”[8]
4- Tanah bagi para nabi. Kisah para Nabi yang pergi ke Palestin (Baitul Maqdis di dalam Palestin), seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan pengikutnya apabila diselamatkan daripada Firaun dan tenteranya, dan Nabi Sulaiman. Kesemua kisah yang dipaparkan dalam Al-Quran menyebut mengenai tanah yang diberkati yang merujuk kepada Palestin. Rujuk Surah Al-Anbiya’ pada ayat ke-71dan 81, Surah Al-A’raf pada ayat ke-137 dan Surah Saba’ pada ayat ke-18.
5- Tanah jihad. Hal ini berdasarkan kepada Sabda Nabi SAW yang bermaksud :
“Akan ada sentiasa satu kelompok daripada umatku yang akan memperjuangkan kebenaran, mereka tidak akan mampu disekat atau dihalang oleh orang yang membenci mereka dan kelompok tadi akan terus berjuang sehinggalah Allah menurunkan urusan-Nya.”[9]
Di dalam satu riawayat yang lain : “Di Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis”[10]

Perjuangan Ke Baitul Maqdis Masih Belum Berakhir
Hari ini umat Islam masih lagi menanti panglima sebagaimana Umar Al-Khattab dan Solahuddin Al-Ayubi yang berjaya membebaskan Baitul Maqdis dari jajahan musuh. Selepas mereka, siapakan yang akan muncul bagi membebaskannya buat kali ke-3? Perjuangan masih berterusan sehingga hari kiamat sebagaimana janji Nabi SAW dalam hadis baginda SAW.
Justeru dalam memperingati Isra’ Mikraj ini, kita dapat simpulkan beberapa perkara yang boleh diambil agar kita meneruskan perjuangan Islam terutama terhadap kewajipan membebaskan Baitul Maqdis ialah :
1- Mehnah dan tribulasi dalam perjuangan Islam merupakan asam garam dalam dunia perjuangan. Nabi SAW juga diuji bahkan lebih berat daripada kita. Maka tidak perlu bersedih dengan mehnah dan tribulasi, apa yang pasti kita merupakan makhluk yang mulia di sisi Allah sekira kita beriman walau dicerca dan dicaci. Firman Allah SWT dalam Surah Ali Imran : 139 yang bermaksud :
“Jangan kamu berasa hina dan sedih, kamu lebih tinggi (mulia) sekiranya kamu benar-benar beriman.”
2- Perjuangan memerlukan pengorbanan dan semangat juang yang tinggi. Seruan Islam tidak menjanjikan kemewahan dan mempunyai tempoh yang diketahui. Halangan dan tentangan manusia terhadap seruan Islam merupakan suatu kepastian, kerana mereka masih belum mengetahui. Namun perjuangan tidak boleh dihentikan. Firman Allah SWT dalam Surah At-Taubah pada ayat ke-42 :
“Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperolehi dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, akan tetapi ia tempoh yang berpanjangan dan pasti menerima kesusahan.”
3- Allah SWT tempat pergantungan kita dalam perjuangan. Doa merupaksan senjata umat Islam. Nabi SAW berdoa dengan sayu ketika pulang dari Thaif. Inilah perbezaan perjuangan Islam dengan perjuangan taghut. Firman Allah SWT dalam Surah An-Nisa’ pada ayat ke-104 :
“Sekiranya kamu merasa sakit sesungguhnya pihak musuh juga merasai kesakitan sebagaimana kamu merasai sakit, dan kamu mengharapkan Allah sedangkan mereka tidak mengharapkan.”
4- Kita merupakan rantai dalam perjuangan yang membawa perjuangan Islam yang diwarisi daripada pejuang-pejuang terdahulu. Pejuang dahulu juga telah merasai keperitan dan telah berkorban demi perjuangan yang suci ini. Begitulah apabila Nabi SAW dalam tahun kesedihan maka Allah mempertemukan baginda SAW dengan para nabi yang lain agar baginda SAW tidak merasai keperitan baginda SAW bukan hanya baginda SAW yang merasai namun ia juga dirasai oleh para nabi yang terdahulu dalam menegakkan Islam. Firman Allah SWT dalam surah Al-Ahzab pada ayat ke-23:
“Di antara orang yang beriman tersebut ada orang yang telah menepati apa yang mereka telah janjikan kepada Allah, maka di antara ada yang telah gugur. Dan di antara mereka ada yang masih menanti (syahid) dan mereka tidak mengubah (janji-Nya untuk berjuang di jalan Allah).”
6- Perjuangan tidak pernah berhenti dan tamat. Pergolakan yang berlaku di dunia yang menyaksikan umat Islam ditindas merupakan satu kewajipan yang mesti dilaksanakan bahawa perjuangan Islam tidak pernah berhenti. Islam terus diperjuangkan sehinggalah manusia kembali kepada Allah iaitu sehingga hari kiamat. Sabda Nabi SAW yang bermaksud :
“Akan ada sentiasa satu kelompok daripada umatku yang akan memperjuangkan kebenaran, mereka tidak akan mampu disekat atau dihalang oleh orang yang membenci mereka dan kelompok tadi akan terus berjuang sehinggalah Allah menurunkan urusan-Nya.”[11]
Wallahu a’lam…
Disediakan oleh :
‘Izzati Farhana bt Mahadzir
Penasihat HEWI PMRAM 2012
Rujukan :
1- As-Sirah An-Nabawiyah, oleh Dr Ali As-Solabi, cetakan Dar At-Tauzik Wa An-Nasyr
2- Fiqh As-Sirah, oleh Dr Muhamad Said Ramadhan Buthi, cetakan Dar As-Salam
3- Al-Quds Qadhiyah Kulli Muslim, oleh Dr Yusuf Al-Qardhawi, cetakan Maktabah Wahbah
[1] Imam Nawawi dalam syarahnya ke atas Sahih Muslim, m/s 390 dan Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari
[2] Al-Fath Ar-Rabbani m/s 255
[3] Fathul Bari jilid 8 m/s 200
[4] Tafsir Ibnu Kathir, jilid 4 m/s 274
[5] As-Sirah An-Nabawiyah, oleh Dr Ali As-Solabi, m/s 278
[6] Bukhari dan Muslim
[7] Riwayat Abdullah bin Ahmad di dalam Musnad Ahmad
[8] Bukhari dan Muslim, daripada Abu Hurairah dan Abi Sa’id AL-Khudri
[9] Bukhari dan Muslim
[10] Riwayat Abdullah bin Ahmad di dalam Musnad Ahmad
[11] Bukhari dan Muslim

Hukum Memakai Gelang Kaki Tanpa Loceng


Soalan: Salam ustaz, adakah haram memakai gelang kaki tapi tidak ada loceng? Bagaimana pula hukumnya tentang pemakaian gelang tangan berloceng?mohon penjelasan terperinci dari ustaz.
Jawapan:Bila termenung jauh memikirkan masalah wanita sekarang ini, memang kebanyakkan wanita ini pada setiap hari dalam kehidupan mereka dibelenggu dengan dosa-dosa tanpa disedari oleh mereka. Kadang-kadang saya lihat wanita yang faham agama juga terlibat dengan masalah ini. Alasan mereka Islam tidak melarang berhias dan bercantik-cantik. Paling malang lagi, mereka mengajarkan orang lain dengan pandangan mereka yang singkat tanpa menjelaskan secara terperinci pakaian yang dikehendaki oleh Islam. Saya tidak mahu menyentuh dan membahas secara panjang masalah pakaian wanita ini, sebab sebelum ini juga saya telah buat beberapa artikel yang berkaitan dengan masalah pakaian wanita ini. Di kesempatan yang ada ini, saya hanya fokus kepada persoalan yang telah dikemukakan di atas iaitu hukum pakai gelang kaki tanpa loceng. Firman Allah yang bermaksud :
“Dan Katakanlah kepada perempuan-perempuan Yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang Yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali Yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya Dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka Yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka Yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki Yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak Yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa Yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Wahai orang-orang Yang beriman, supaya kamu berjaya.” (An-Nur : 31)
Berdasarkan firman Allah di atas ini, jelas bagi setiap wanita tentang tatacara berpakaian yang dituntut di dalam Islam. Malah wanita tidak dibenarkan berjalan secara berhentak-hentak kaki kerena ia mampu menarik perhatian orang lain yang bukan mahramnya. Ini juga dapat menimbulkan fitnah buatnya. Perlu diketahui bagi sekelian wanita yang cintakan Islam yang memakai kasut bertumit, apabila mereka berjalan ia akan mengeluarkan bunyi yang kuat, ini juga boleh menarik perhatian dan minat orang yang bukan mahram terutamanya lelaki. Perkara ini juga boleh digolongkan dalam larangan Allah akan wanita yang berjalan dengan hentak-hentak kaki dan mengeluarkan bunyi. Begitu juga bagi wanita yang memakai gelang kaki berloceng, bila berjalan ia dapat menghasilkan bunyi gelang dan perbuatan ini juga sangat dilarang di dalam Islam. Tegahan ini telah dibuatkan di dalam Kitab Bahrul Mazi memakai loceng adalah ditegah oleh syarak kerana bunyi loceng itu menyebabkan tiada malaikat Rahmat mendekatinya. Penegasan ini berdasarkan kepada Hadis Rasulullah yang bermaksud :
“Tiada menyertai malaikat Rahmat bersama jamaah (kumpulan) yang ada di dalamnya anjing dan loceng” (Riwayat Tarmizi)
Penegasan ini juga termasuk loceng yang terdapat digelang kaki dan juga loceng yang terdapat dipergelangan tangan. Bagi sesiapa yang melakukannya, maka lebih baik bertaubat dan meninggalkan perbuatan tersebut. Ini akan merugikan kita semua. Kalau ada wanita yang memakai gelang kaki tanpa ada loceng, ini tidak menjadi masalah dan perbuatan tersebut adalah harus, kerena ia tidak dapat menarik perhatian orang lain, tambah lagi gelang kakinya disembunyikan disebalik pakaiannya. Apa-apapun bergantung kepada niatnya, kalau ia pakai untuk menarik perhatian orang yang bukan mahram akan perhiasan yang dipakai olehnya, maka ia boleh mendatangkan dosa dan maksiat. Kadang-kadang setengah wanita mereka memakai atas sebab keinginan kekasih lelaki mereka atas alasan apabila mereka pakai akan lebih menarik dan cantik. Tidak menjadi masalah kalau perbuatan tersebut disebabkan suruhan suami. Secara logiknya, kebanyakkan wanita yang memakai gelang kaki, tidak menutup aurat kaki dengan memakai stokin atau seumpamanya. Mungkin disebabkan sukar kerana gelang tidak dapat dimasukkan ke dalam stoken atau takut orang lain tidak nampak. Kalau begini punya persepsi, maka sudah pasti ia menjadi dosa.

Sumber: http://www.ustaznoramin.com/

Aurat Antara Wanita Islam Dengan Wanita Bukan Islam


Soalan
Saya pelajar sebuah IPT yang menetap di asrama yang bercampur dengan wanita bukan Islam. Menjadi satu bebanan bagi saya dan kawan2 saya untuk memelihara aurat dalam keadaan orang kafir tinggal sebilik dangan kami.
Jadi saya ingin mendapat penjelasan dari ustazah tentang hokumnya jika kami mendedahkan aurat zahir kami kerana keadaan terpaksa.
Jawapan
Saya sering ditanyakan masalah ini,terutamanya melibatkan mahasiswa dan pelajar yang tinggal sebilik dengan wanita bukan Islam. Kerana ini sedikit sebanyak akan mendatangkan kesukaran pergerakan seharian mereka.
Menutup aurat bagi wanita muslimah merupakan sesuatu yang diwajibkan oleh syarak. Ianya merupakan suatu ketetapan yang pasti berdasarkan dalil daripada al-Quran dan sunnah. Seorang wanita muslimah itu dibenarkan menampakkan aurat mereka hanya kepada golongan-golongan tertentu seperti yang dijelaskan secara terperinci di dalam al-Quran Surah al-Nur ayat 31 yang bermaksud :
“Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan mereka, atau …………” .hingga akhir ayat.
Berdasarkan ayat di atas, terdapat khilaf para ulama dalam hal ini. Allah tidak menyebut lafaz “an-nisaa” bermaksud wanita-wanita. Tetapi Ia menyebut “nisaaihinna” bermaksud wanita-wanita mereka. Lafaz “nisaaihinna” bermakna Allah menghadkan kebebasan perempuan Islam dalam ruang lingkup tertentu. Apakah ruang lingkup tersebut? Di sinilah terdapat perselisihan pendapat di antara para ulama’.
Ada yang mengatakan bahawa boleh bagi wanita Muslimah membuka aurat hanya kepada wanita Muslimah sahaja. Pendapat ini menurut mazhab Syafie yang menyatakan auratnya sama sahaja dengan lelaki bukan mahram. Begitu juga keterangan yang dilihat seperti mana yang dihuraikan oleh Imam Ibn Kathir di dalam Tafsir al-Quran al-Azhim katanya :
“Firman Allah SWT ‘nisaa`ihinna’, maksudnya adalah, seorang wanita Muslimah dibolehkan menampakkan perhiasannya (auratnya) kepada wanita-wanita Muslimah yang lain. Namun ia tidak dibenarkan kepada ahlu zimmah (wanita-wanita kafir ahlu zimmah). Ini bertujuan agar wanita-wanita kafir itu tidak menceritakan aurat wanita-wanita Muslimah kepada suami-suami mereka. Walaupun hal ini mesti dihindari pada semua wanita, akan tetapi ianya lebih ditekankan lagi kepada wanita ahlu zimmah. [Tafsir Ibnu Katsir, juz 6, hal. 48]
Imam Ibn Kathir menganggap wanita bukan muslim ahlu zimmah tidak memahami larangan Rasulullah SAW berkenaan menceritakan aurat wanita lain kepada suami mereka. Ini kerana wanita bukan Islam tidak boleh dipercayai kerahsiaan mereka (dalam menjaga amanah). Ditakuti aib dan aurat wanita muslim dihebah-hebahkan.
Disebabkan alasan tersebut, beliau mendatangkan pendapat yang melarang secara terus dari menampakkan aurat kepada wanita bukan Islam.
Begitu juga pandangan Syeikh ‘Atiyyah Saqqar yang menguatkan dalil dengan kata-kata Ibn Abbas yg mengharamkan aurat perempuan Islam dilihat oleh perempuan Yahudi atau Kristian kerana takut perempuan kafir akan menceritakan atau mendedahkan kepada lelaki lain atau suami mereka tentang apa yang mereka lihat. Pendapat ini juga dipegang oleh Imam al-Qurtubi di dalam tafsir beliau dengan berdalilkan al-Athar (kata-kata sahabat) daripada Umar RA yang bermaksud:
Dan Umar RA menulis kepada gabenornya Abi Ubaidah bin al-Jarrah: “Bahawa telah sampai berita kepadaku perempuan ahli zimmah memasuki tempat mandian wanita islam. Maka tegahlah daripada demikian itu dan halalkan selain mereka (perempuan ahli zimmah).” Dan pendapat ini merupakan pendapat Jumhur Ulama.
Jika dilihat kepada alasan beberapa pandangan Ulama ini, mereka mendatangkan hukum ini adalah berdasarkan adanya alasan tertentu. ‘Illah (alasan) tersebut ialah ‘agar aurat wanita muslimah tidak diceritakan kepada suami mereka’. Menurut kaedah fiqh, Ianya dikategorikan sebagai ‘illah ba’ithah. Iaitu hukum tersebut dibina berdasarkan kepada kewujudan dan ketiadaan illah. Apabila illah/alasan tersebut hilang maka gugurlah hukum asal tersebut. Namun apabila illah/alasan itu kembali, maka hukum asal digunapakai semula.
Di dalam isu ini, sekiranya wanita bukan Islam diyakini tidak akan menceritakan aurat wanita Muslimah kepada lelaki lain, maka harus bagi wanita Muslimah menampakkan aurat kepada mereka.
Ini bersesuaian dengan pandangan sebahagian ulama. Mereka tidak memandang bahawa menampakkan aurat kepada wanita bukan Islam akan membuatkan wanita bukan Islam tersebut secara pasti akan menceritakannya kepada suami mereka. Lalu mereka mengharuskan wanita Muslimah membuka aurat dihadapan wanita bukan Islam diatas keperluan dan syarat-syarat tertentu. Antara syarat-syaratnya ialah dipastikan wanita bukan Islam (khusus kepada ahlu zimmah) tersebut dapat dipercayai ia tidak menceritakan perihal aurat wanita muslimah kepada lelaki lain. Lalu mereka membahagikan wanita bukan Islam itu samada ianya boleh dipercayai, ataupun tidak boleh dipercayai.
Ini seperti mana yang dinyatakan oleh pandangan yang agak berlainan dari pandangan jumhur seperti Ibn al-Arabi al-Maliki didalam kitab beliau Ahkamul Qur’an, Jld 3, hal. 326, yang mengatakan boleh bagi wanita Muslimah membuka aurat kepada semua wanita yang baik akhlaknya dan baik hubungannya dengan wanita muslimah. Ini bermakna wanita Islam boleh membuka auratnya kepada wanita yang baik akhlaknya dan menjalin hubunan baik dengan mereka. Ia termasuk wanita bukan Islam. Jika wanita itu buruk akhlaknya termasuk wanita Islam sendiri, maka wanita Islam tidak boleh membuka auratnya. Pendapat ini juga disokong oleh Imam Fakhrurrazzi dan mufassir kontemporari dari Saudi iaitu Syeikh Ali Al-Shabuni.
Apa yang ingin dijelaskan oleh mereka disini adalah, aurat atau tidak bukanlah dinilai pada perbezaan agama, tetapi dinilai pada perbezaan akhlak dan budi pekerti. Maka harus bagi perempuan Islam mendedahkan aurat di hadapan perempuan lain yang elok budi pekerti dan akhlaknya walaupun bukan Islam. Dan pandangan ini dipersetujui oleh Fatwa Negeri Kedah dengan merujuk kepada kitab Hasyiyah Qalyubi juz. 3, hal. 211 mendatangkan alasan berbezanya keadaan zaman kini jika dilihat pergaulan wanita yang berlainan agama begitu meluas di sekolah-sekolah, di pusat-pusat pengajian tinggi, di asrama, di tempat bekerja dan lain-lain.
Jika perihal menceritakan aurat terbatas hanya kepada agama, bagaimana dengan perempuan Islam yang rosak akhlak dan tidak bermoral seperti golongan lesbian? Maka sudah semestinya wajib menutup aurat di hadapan mereka kerana bergaul dengan mereka mendedahkan kepada bahaya dan mudarat sebagaimana bergaul dengan lelaki bukan muhrim.
Disebabkan itulah Islam melarang seseorang wanita muslimah itu menceritakan kepada rakan-rakan yang bukan mahramnya perihal aurat mereka. Seperti menceritakan rupa bentuk tubuh badannya, kedudukan rambut, mahupun warna kulit anggota-anggota tertentu yang terselindung disebalik batasan-batasan aurat yang digariskan oleh Islam.
Kesimpulannya di sini, mana-mana wanita Muslimah dilarang mendedahkan atau menceritakan aurat mereka kepada yang bukan mahram dan wanita bukan Islam tanpa keperluan tertentu yang mendesak. Mereka dibolehkan membuka aurat mereka kepada wanita bukan Islam hanya sekiranya terdapat keperluan dan meyakini wanita bukan Islam tersebut mampu merahsiakan aurat wanita Muslimah dari dihebahkan kepada lelaki lain. Namun harus diingat bahawa anggota zahir sahaja yg boleh dibuka spt lengan,kaki, rambut,leher dsb. Tetapi tidak boleh membuka yang sulit-sulit kpd mereka. Ini adalah juga untuk menjaga maruah diri wanita muslimah.
Islam tidak menyusahkan wanita. Tetapi ia memuliakan dan memelihara maruah wanita.
WALLAHU ‘A’LAM
Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad.

Sumber: http://johor.ikram.org.my/

Hukum Cukur Bulu Kening


SOALAN:
Adakah berdosa sekira seorang wanita membersihkan bulu kening dengan mencabut bulu kening yang bertaburan di atas kelopak mata?. Dalam perkara ini wanita itu tidak mencabut bulu kening sehingga cuma tinggal segarisan sahaja atau langsung hilang keningnya.
Ia cuma untuk mencabut bulu kening yang bertaburan di atas kelopak mata bagi nampak kemas.
Oleh: Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad
JAWAPAN:
Salah satu bahagian yang menjadi tumpuan pengubahsuaian bagi kaum hawa ini ialah kening, dari zaman nabi lagi telah ada persoalan ini, sehingga ada hadis-hadis Rasulullah SAW yang menjelaskan hukumnya.
Tidak dinafikan bahawa ada di kalangan kaum wanita yang keningnya bermasalah dari segi lebat atau nipisnya atau bulu kening bersambung antara kening kanan dan kiri.
Menurut pandangan syara’ adalah haram kepada seseorang perempuan mencukur bulu keningnya kerana itu bererti merubah ciptaan Allah dan merubah ciptaan Allah ini adalah dilarang keras di dalam Al-Quran. Perbuatan ini juga menyerupai masyarakat yang bukan Islam, sedangkan Islam sudahpun mempunyai identiti tersendiri dalam soal perhiasan.
Di dalam sebuah hadis yang sahih melarang keras seseorang perempuan itu menyambung rambutnya dan meminta orang lain menyambung rambutnya dan lain-lain, apalagi perbuatan mencukur bulu kening. Kecuali jika bulu-bulu tersebut tumbuh di tempat-tempat yang tidak sepatutnya tumbuh pada diri perempuan, dikala itu wajiblah menghilangkannya, seperti tumbuh bulu di pipi, tumbuh misai dan janggut seperti lelaki, kesemua bulu-bulu ini hendaklah dibuang kerana ia memburukkan paras rupa seseorang perempuan.
Perkara ini membabitkan satu riwayat berkaitan dengan riwayat Imam Al-Tabari, bahawa isteri Abu Ishaq pergi ke rumah Aisyah Ummul-Mukminin, isteri Rasulullah saw. Pada waktu itu rupa parasnya sangat jelita. Beliau lalu bertanya kepada Aisyah mengenai hukum seorang wanita yang membuang bulu-bulu yang terdapat di dahinya untuk tujuan menambat hati suaminya.Aisyah menjawab:
“Hapuskanlah kejelekan yang ada pada dirimu sedaya yang kamu mampu.”
Hadis kedua diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan Abu Daud yang menerangkan bahawa Rasulullah saw bersabda bermaksud:
“Allah melaknat wanita-wanita yang mencabut bulu kening atau bulu muka (al-Namisah) atau meminta orang lain mencukur atau mencabut bulu keningnya (al-Mutanammisah), wanita yang mengasah gigi supaya kelihatan cantik.
Perbuatan-perbuatan yang disebut diatas termasuk mengubah ciptaan Allah.
Mengenai hadis pertama, Imam Nawawi berpendapat bahawa jawapan Aisyah kepada wanita itu membawa erti bahawa wanita boleh bersolek untuk suami, boleh merawat muka untuk menghilangkan kejelekan seperti jerawat, jeragat dan bintik-bintik. Namun demikian, beliau tidak boleh mencabut atau mencukur bulu-bulu di muka (kecuali untuk menghilangkan kejelekan yang luarbiasa), termasuk yang diharamkan ialah menghilangkan bulu kening untuk membentuk alis mata yang cantik.
Aisyah r.a menjawab: “Hapuskanlah kejelekan yang ada pada dirimu sedaya yang kamu mampu”. Imam Nawawi berpendapat sesungguhnya jawapan Aisyah kepada wanita itu membawa maksud wanita boleh bersolek untuk suami, boleh merawat muka untuk menghilangkan kejelekan seperti jerawat, jeragat dan bintik-bintik.
Jelas di sini adanya keharusan untuk mengelokkan wajah dengan membersihkan wajah daripada bulu-bulu yang tumbuh di kawasan kelopak mata atau di kawasan yang tidak sewajarnya.
Ini kerana wanita yang normal pastinya kening berbulu tetapi sudah tidak normal kalau dahinya atau kelopak matanya yang berbulu.
Pendapat ini perlu kepada perincian kerana lafaz dalam pandangan ini ialah mencabut bulu. Mengikut biologi kejadian manusia satu-satu kawasan yang ditumbuhi bulu di wajah wanita ialah kening. Jadi lafaz mencabut bulu di wajah maksudnya kening, ini kerana kening adalah sebahagian daripada wajah.
Kalau difahami secara zahir pastinya apa-apa sahaja yang tumbuh di wajah wanita tidak boleh dicabut, termasuklah kalau ada bulu yang tumbuh di pipi, di dagu, atau tumbuh misai kerana semua ini tumbuh di wajah.
Para ulama’ berpendapat harus mencukur bulu-bulu tersebut supaya tidak kelihatan buruk,tapi bukan mencukur bulu kening melainkan bulu kening itu tumbuh hingga ke kelopak mata atau bersambung antara dua kening.
Lebih diharamkan lagi, jika mencukur alis itu dikerjakan sebagai simbol bagi perempuan-perempuan cabul.
Sementara ulama madzhab Hanbali berpendapat, bahwa perempuan diperkenankan mencukur rambut dahinya, mengukir, memberikan cat merah (make up) dan meruncingkan ujung matanya, apabila dengan seizin suami, karena hal tersebut termasuk berhias.
Harus diperhatikan di sini ayat yang ‘diboldkan’itu, dengan izin suami dan sudah tentu di dalam rumahnya,jika diluar rumah sudah tentu tidak dibenarkan syara’.
Berikut adalah fatwa yang dikeluarkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin:
Menghilangkan bulu alis (termasuk menggunakan rambut palsu dan tatoo) termasuk salah satu dosa besar, kerana Rasulullah SAW bersabda,
“Allah melaknat wanita yang memasang dan dipasang rambut palsu, wanita yang mencukur bulu alis dan dicukurkan bulu alis dan wanita yang membuat tatoo dan dibuatkan tatoo” (HR. Bukhari no. 5937 dan Muslim no. 2124)
Oleh kerana itu hendaklah setiap orang lelaki (hadits tersebut juga berlaku untuk lelaki) mahupun wanita berusaha menjauhi perbuatan tersebut.
Kesimpulannya, berhias untuk suami adalah diharuskan tetapi membentuk bulu kening dengan mencabut atau mencukurnya sehingga menjadi alis yang cantik adalah tidak dibenarkan. Menghilangkan sebarang tanda yang menjelekkan pandangan di badan, termasuk muka seperti jerawat, jeragat dan bintik hitam, adalah dibenarkan sama ada wanita bersuami atau tidak.
Dalam keghairahan wanita mencantikkan wajah untuk menambat hati suami atau sebagainya, jangan sampai terkeluar daripada sempadan yang digariskan oleh syarak kerana kecantikan bercanggah dengan syarak akan mengundang laknat Allah.
Sebagai wanita muslimah yang menjunjung syariah suci sebagai panduan hidup, maka tidak sewajarnya kita terikut-ikut dengan cara wanita bukan Islam atau wanita fasiq menghias diri. Kerana kecantikan zahir yang kita dambakan itu sebenarnya tiada nilai disisi Allah SWT. Wajah kita hanyalah tempat jatuhnya pandangan manusia sedangkan Allah tidak memandang jasad yang cantik,bahkan tempat jatuhnya pandanganNya adalah hati kita. Maka perindahkan hati dan besihkan jiwa kita sebelum kita mencantikkan luaran kita. Sementara untuk mencantikkan rupaparas, hendaklah kita mengambil kira pandangan Allah dan RasulNya, jangan sesekali kita membelakangkan Tuhan dalam urusan hidup kita.
Wallahu A’lam.

Sumber: http://johor.ikram.org.my/